REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Robohnya Jembatan Kutai Kartanegara, Sabtu (26/11), memberikan cerita tersendiri bagi pesepakbola Medan, Saktiawan Sinaga, dan rombongan pemain Mitra Kukar. Pasalnya, rombongan pemain yang di dalamnya ada Saktiawan Sinaga dan pemain-pemain lain itu nyaris jadi korban.
Robohnya jembatan terjadi hanya berselang sepuluh menit setelah rombongan tiba di Stadion Tenggarong. Saktiawan, yang dihubungi dari Medan, mengaku sangat berduka dengan kejadian itu. Dia sendiri masih merasakan syok.
"Kami baru saja sampai ke stadion untuk latihan dari mess yang melewati jembatan itu. Memang ketika kami lewat ada perbaikan," ungkapnya.
Jarak dari mess ke stadion hanya sepuluh menit. "Kami berangkat dari mess pukul 15.30 (waktu setempat) karena jadwal latihan pukul 16.00. Tapi, baru saja latihan terdengar suara gemuruh. Suaranya sangat dahsyat, percikan airnya sangat keras," bebernya.
Pemain yang saat itu baru saja akan memulai latihan langsung melihat sekeliling dan kemudian dapat kabar jembatan roboh. "Dan, kami melihat dari stadion sangat jelas dan juga masih melihat ada mobil yang menggantung," paparnya.
Semua pemain dan ofisial tim merasa lemas. Apalagi, kemudian terdengar kabar ada banyak korban. Rombongan juga terpaksa pulang ke mess dengan menggunakan kapal tongkang yang biasa digunakan untuk mengangkut batu bara. "Di dekat laut, itu ada banyak kapal. Kami jadinya naik itu balik ke mess," ungkapnya.
Sakti mengakui semua ofisial Mitra Kukar sedih. "Karena itu tadi, jarak yang dekat ketika kami nyaris di lokasi kejadian dan menjadi korban. Kami juga melihat kondisi beberapa korban di situ termasuk mobil yang menggantung. Kami berharap para keluarga korban diberikan ketabahan," tuturnya.
Robohnya jembatan terjadi hanya berselang sepuluh menit setelah rombongan tiba di Stadion Tenggarong. Saktiawan, yang dihubungi dari Medan, mengaku sangat berduka dengan kejadian itu. Dia sendiri masih merasakan syok.
"Kami baru saja sampai ke stadion untuk latihan dari mess yang melewati jembatan itu. Memang ketika kami lewat ada perbaikan," ungkapnya.
Jarak dari mess ke stadion hanya sepuluh menit. "Kami berangkat dari mess pukul 15.30 (waktu setempat) karena jadwal latihan pukul 16.00. Tapi, baru saja latihan terdengar suara gemuruh. Suaranya sangat dahsyat, percikan airnya sangat keras," bebernya.
Pemain yang saat itu baru saja akan memulai latihan langsung melihat sekeliling dan kemudian dapat kabar jembatan roboh. "Dan, kami melihat dari stadion sangat jelas dan juga masih melihat ada mobil yang menggantung," paparnya.
Semua pemain dan ofisial tim merasa lemas. Apalagi, kemudian terdengar kabar ada banyak korban. Rombongan juga terpaksa pulang ke mess dengan menggunakan kapal tongkang yang biasa digunakan untuk mengangkut batu bara. "Di dekat laut, itu ada banyak kapal. Kami jadinya naik itu balik ke mess," ungkapnya.
Sakti mengakui semua ofisial Mitra Kukar sedih. "Karena itu tadi, jarak yang dekat ketika kami nyaris di lokasi kejadian dan menjadi korban. Kami juga melihat kondisi beberapa korban di situ termasuk mobil yang menggantung. Kami berharap para keluarga korban diberikan ketabahan," tuturnya.
No comments:
Post a Comment