seekor kura kura kubus dengan berat ratusan kilo ditemukan warga jakarta di kali ciliwung. Berikut info penemuan kura kura bulus purba juga disertakan foto kura kura bulus hasil penumuan warga.
Jakarta ternyata masih terdapat binatang purba. Seekor bulus yang diperkirakan berumur ratusan tahun ditemukan di bantaran kali Ciliwung.
Adalah enam pencari bulus dari RT 09 RW 01 Kelurahan Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan yang berhasil menangkap bulus seberat 146 kilogram tersebut pada Jumat (11/11/2011).
Saat ini, binatang purba tersebut dirawat oleh H Zaenuddin alias Haji Udin Bombai di halaman kosong miliknya di Tanjung Barat. Bulus tersebut mimiliki panjang dari ekor ke leher 1,43 meter dan lebar 90 centimeter. "Kalau kepalanya nongol bisa panjang 30 centimeter," kata Udin saat ditemui bersama peliharaan barunya itu.
Udin mengatakan, dia memelihara binatang tersebut karena merasa sayang, oleh para pencari bulus, binatang tersebut akan dijual untuk dipotong. Udin membayar keenam orang itu sebesar Rp 300 ribu. "Daripada dipotong lebih baik saya pelihara," kata Udin.
Ulasan singkat mengenai kura-kura bulus tersebut.
Kura Kura Bulus Purba
Bulus (Amyda cartilaginea) adalah sejenis labi-labi (kura-kura berpunggung lunak) anggota suku Trionychidae. Disebut berpunggung lunak karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung punggungnya (karapas) dilapisi oleh kulit tebal dan licin. Dalam bahasa Inggris, hewan ini dikenal dengan nama Asiatic softshell turtle atau common softshell turtle; dalam bahasa Madura disebut ketempah.
Kura-kura yang hidup di air, dengan diameter punggung mencapai 100 cm, meskipun umumnya hanya hingga 60 cm saja. Kepala membulat, dengan mata kecil dan lubang hidung yang terletak di ujung belalai yang kecil dan pendek. Perisai relatif membundar, tertutupi oleh kulit tebal yang lunak dan licin, dengan bintil-bintil dan lipatan (gigir) rendah memanjang yang halus dan terputus-putus. Lehernya panjang, sehingga kepalanya dapat menjangkau sekurangnya setengah dari perisainya. Tungkai depan dan belakang dengan selaput penuh, cakar-cakarnya kuat dan berkuku runcing terutama pada tungkai depan.
Sisi bawah tubuh Kura Kura Purba Bulus
Warnanya bervariasi mulai dari hitam, abu-abu hingga kecoklatan. Hewan-hewan yang muda memiliki bintik-bintik kekuningan, terang ataupun buram. Kadang-kadang terdapat 6-10 bercak bulat agak gelap bertepi putih, tersusun dalam deretan melengkung di punggungnya. Sisi bawah tubuh halus licin, berwarna keputihan.
Penyebaran dan ekologi Kura Kura Bulus Purba
Bulus diketahui menyebar luas di Asia Tenggara: Burma, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Indonesia. Di Indonesia, labi-labi ini didapati di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Lombok, dan Sulawesi.
Hewan ini terutama hidup di perairan yang tenang, berarus lambat. Di sungai atau anak-anak sungai, danau, dan kolam, termasuk kolam pemeliharaan ikan. Memangsa ikan dan hewan-hewan kecil lainnya, bulus biasa bersembunyi dalam lumpur atau pasir di dasar perairan.
Status konservasi Kura Kura Bulus Purba
Di masyarakat-masyarakat tradisional di Indonesia barat, bulus biasa diburu untuk dimakan dagingnya. Orang Tionghoa juga menyukainya dan kerap dimasak sebagai pi oh. Perdagangan hewan ini untuk keperluan konsumsi di pelbagai bagian dunia mencapai jumlah berton-ton perhari, sehingga mengancam kelestarian populasinya di alam. Oleh sebab itu IUCN menetapkannya ke dalam status Rentan (VU, Vulnerable).
Pada pihak yang lain, di beberapa tempat di Jawa warga masyarakat telah melindungi dan mengeramatkan bulus-bulus yang hidup di kolam-kolam tertentu. Sebagian lokasi itu ada yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata, namun ada pula yang dijadikan tempat pesugihan.
Jenis yang serupa dengan kura kura Bulus purba
Labi-labi hutan Dogania subplana memiliki bentuk dan warna yang hampir sama; dan juga umum disebut bulus.
Demikianlah info seputar kura kura bulus purba semoga bermanfaat untuk Anda semua.
No comments:
Post a Comment